Tuesday, May 10, 2011

DEMOKRASI PERSELINGKUHAN

Ketika  Ideologi  Pancasila mulai dipinggirkan dalam setiap nafas kehiduban berbangsa dan bernegara, maka yang muncul ekses dari kehidupan yang cenderung masuk dalam lingkaran, dan pusaran globalisasi yang menyeret pada kehidupan egoisme, Hedonisme, Kapitaslisme, yang kesemuanya akan memunculkan sejumlah problem disegala lini kehidupan, believe or not. Nuansa Kerakyata Yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan  dalam permusyawaratan perwakilan, sirna sudah , yang ada hanya demokrasi langsung yang memunculkan demokrasi perselingkuhan, ketika rekrutmen politik dilakukan melalui cara-cara kotor dengan praktik mony politic, ( penyimpangan pelaksanaan Pasal 22 E UUD 1945 )

Lebih-lebih ketika penegakan hukum mengalami hambatan yang disebabkan moralitas dari para penegak hukum yang terjerembab pada sektor materialistis, sehingga memudarkan idealisme nurani yang mampu merubah halauan penafsiran tentang pasal-pasal sebuah kitab tentang hukum, maka yang ada hanyalah pencapaian kepastian hukum dengan mengesampingkan Keadilan  hukum .

Melihat kenyataan  di lapanganyang demikian , membuat kita berfikir haruskah kita selalu menapaki kehidupan perpolitikan yang demikian memprihatinkan ?, Sampai  kapankah hal yang demikian kan berubah menuju pada keadaan yang lebih baik ? Akankah generasi penerus kita harus mewarisi sistem yang demikian ? . Tanpa ada upaya untuk melakukan perubahan melalui pendidikan sedini mungkin mengembalikan pemahaman dan pendalaman Ideologi Pancasila ?, yang kenyataanya jauh dari pemahaman oleh generasi kita yang sekarang, yang hal ini disebabkan mulai ditinggalkannya tentang Pendidikan Pancasila sebab trauma politik tempo doeloe.

Nuansa itu tidak muncul ketika anak-anak kita diberi pendidikan tentang Ideologi Pancasila melalui Mata pelajaran Civic, civik hukum, PMP, PPKn, PKn, yang disyaratkan sebagai Mata Pelajaran yang harus dicapai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal untuk dapat menduduki jenjang kelas yang lebih tinggi, sebut syarat kenaikan kelas, bersama Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Agama.Teori boleh muluk-muluk, tapi fakta sejarah, kejadian yang telah lampau tidak dapat dipungkiri.

Oleh karena itu tidaklah dapat dipungkiri bahwa setiap bangsa memiliki Karakteristik tersendiri, sejalan dengan kultur masing-masing bangsa. Karakteristik suatu bangsa tidak dapat diunifersalkan, karena hal tersebut  akan menumbuhkan ketimpangan di berbagai sektor kehidupan, Semoga....semoga Indonesia selalu jaya Amen

3 comments:

  1. sungguh merupakan PR bagi kita untuk membawa perubahan dg memberikan pemahaman tetang ideologi Pancasila

    ReplyDelete
  2. Tipis harapan akan terwujud masyarakat yang tenterem, adil, serta makmur, jika demokrasi kamuflase yang melahirkan pemimpin-pemimpin korup

    ReplyDelete

coment :